Aku hobi banget membuat puisi. Sekarang aku mau share puisi ku yang inspirasinya sederhana banget. Inspirasi itu datang ketika aku menjenguk temanku yang sakit dirumahnya. Nah, rumahnya itu yang antik yang menjadi inspirasi. Maaf ya jelek, maklum baru pemula dan buatnya cuma 20 menit. Liat yuk !
Di bawah hamparan biru
Harapan Pupus
Di bawah hamparan biru
Penaku menari di atas kertas
Merangkai untaian harapan
Sembari terbang dalam bayang semu
Cahaya redup yang setia menemaniku
Membentuk gugusan impian dalam benak
Yang harus kuraih
Namun sayang,
anganku seperti ingin memeluk rembulan
di dalam kehampaan
Ya, aku tau itu memang sulit
Walau nanti ragaku tertelan roda waktu
Tapi aku yakin
Cahaya itu akan berpijak
Dan tersenyum di kehidupanku
Walau kapan tibanya aku tak tau
Tapi kini
Tinggalah aku yang rentan
Yang jatuh dari ketinggian
Karena harap dalam buaian angan
Hingga ku tertipu, dalam fatamorgana
Angan itu mengabu
Pupus terurai
Terpecah dalam suatu hempasan keras
Hatiku mendung, melagu lirih
Seakan air hujan tak mampu terbendung
Dan yang segera membelai wajahku
Ku coba untuk bangkit dari jurang ilusi
Dan ku menengadahkan tangan,
Agar sentuhan mega merubah fatamorgana ini
Karna ku masih menyimpan rasa
Masih ada secerca cahaya untuk anganku
Dan ku Tanya pada bentangan langit
Dapatkah aku meneguk setetes kebahagiaan?
Mereka mengkelam
Ku coba lagi bertanya pada dedaunan rindang
Dapatkah aku mencium ketenangan?
Mereka pun berguguran
Dapatkah aku peluk bintang-bintang?
dan mereka meredupkan cahayanya atas pertanyaanku
Tidak !!
Aku sadar
Aku hanya bergeming dalam khayalan palsu
Aku harus menelan kata-kataku sendiri
Sebaiknya, ku tutup lembar angan ini
Agar musnah tertelan
Dalam hanyut gelombang masa
Di keheningan malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar